Jam Digital Masjid
Pada awalnya
saya tidak tahu bahwa Jam digital masjid baik automatic atau manual wind saat
ini masih relevan dengan jaman sekarang. Ternyata jam klasik dengan berbagai
merk jaman Bapak bahkan Eyang kita dulu tahun 50 sampai tahun 80-an sekarang
masih banyak penggemarnya masih banyak yang memakainya bahkan masih banyak
dibicarakan di sana sini. Berbicara tentang jam atau arloji ini tidak lepas
dari ilmu horology di situ kita tahu sejarah jam, pemikiran-pemikiran cemerlang
jaman dulu sebelum ditemukannya jam. Dan juga Blogger para senior penggemar Jam
digital masjid di seluruh Nusantara yang mengulas jam yang membuat kita kagum.
Berawal
memakai jam orang tua merk Titus yang di gantung di tembok yang saya pikir jam
itu sudah rusak dan tidak bisa dipakai lagi karena mati, ternyata begitu saya
ambil dan saya pegang jam itu langsung jalan saya heran sekaligus takjub,
karena Jam Digital Masjid detiknya tidak berdetak tapi bergulir dengan halus.
Ketakjuban
saya bertambah setelah saya coba buka tutup belakang/case back jam itu ternyata
tidak ada baterainya seperti jam lain, melainkan sekumpulan parts yang bergerak
mekanik secara teratur. Bagi saya, pergerakan mekanis parts itu begitu
menyenangkan untuk dilihat dan dikagumi.
Tapi akung
akhirnya jam itu hilang. Hal-hal baru sering saya dapat ketika berusaha mencari
pengganti jam yang hilang itu sejak saat itu kegandrungan terhadap Jam digital
masjid semakin tinggi dan berubah menjadi sebuah hobi yang menggairahkan. Rasa
ingin tahu tentang Jam digital masjid itu
memaksa saya untuk terus mencari artikel2 membaca buku jam antik bisa beli di
sini salah satunya dengan belajar mekanis mesin jam liat di sini Terlepas
pengalaman saya mengenal jam jadul ada beberapa alasan saya mengagumi Jam Digital Masjid
No comments:
Post a Comment